BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Komunikasi
sepertinya telah menjalar di segala sendi kehidupan. Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian berita ari suatu sumber berita kepada orang lain ( suharismi
Arikunto, 2008). Komunkasi menjadi bagian yang terintegrasi dan seolah tak bisa
dipisahkan begitu saja dalam kehidupan sehari – hari. Hal ni wajar mengingat
hakikat manusia sendiri merupakan makhlk social yang dimana dalam kehidupannya
selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Komunikasi
pendidikan atau sering disebut dengan humas pendidikan, dalam hal ini tentu
pengertiannya berbeda.
Humas pendidikan menekankan hubungan sedangkan
komunikasi lebih menekankan kepada bentuk hubungan penyampaian informasi.
Bentuk komunikasi yang dilakukan bervariasi mulai dari komunikasi verbal maupun
non verbal. Dalan menjalin sebuah komunikasi tentunya diperlukan adanya sebuah
tehnik – teknik tertentu, hal ini dimaksudkan agar di dalam proses komunikasi
tengah berlangsung nantinya tidak terjadi kesalahpahaman ( miss – understanding
) antara si pengirim pesan dan penerima pesan.
Begitu
halnya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan komunikasi memegang
peran yang sangat penting sekali. Bisa di bayangkan sebuah lembaga atau
institusi pendidikan yang tidak bisa menerapkan komunikasi yang baik maka akan
mustahil akan di capai hasil atau output yang maksimal. Komunikasi mempunyai
fungsi sebagai penyampaian pesan berupa ilmu pengetahuan,teknologi maupun
strategi untuk menerima dan memahami isi pesan tidak sama
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertin komunikasi ?
2. Apakah Proses komunikasi intern
dan ekstern dalam Humas Pendidikan ?
3. Apakah Teknik Komunikasi efektif
dalam humas pendidikan ?
4.
Apakah
Hambatan dalam komunikasi pendidikan ?
5.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi
2. Mengetahui Proses komunikasi intern
dan ekstern dalam Humas Pendidikan
3. Mengetahui Teknik Komunikasi
efektif dalam humas pendidikan
4. Mengetahui Hambatan dalam
komunikasi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
komunikasi
Begitu
banayk pakar dan sarjana yang mendefinisikan komunikasi itu sendiri, maka kan
membingungkan kita dalam memaknai komunikasi itu sebenarnya. Ada baiknya kita
memahami hakikat komunikasi anatar manusia yang sebenarnya. Istilah komunikasi
pertama kali lahir dari bahas latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.maka lahirlah beberapa
definisi dari pakar antara lain : D. Lawraences Kincaid (1981) yang
melahirkan definisi baru yang menyatakn bahwa, komunikasi adlah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengn
satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
medalam”. Sementara itu ada definisi lain Komunikasi misalnya pendapat dance
(1967) mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi perilaku
manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai “
pengungkapan respon melalui respon melalui simbil - symbol verbal”, dimnan symbol verbal itu
bertindak sebagai perangsang ( stimuli ) bagi respon yang terungkap tasi. Pakar
komunikasi lain, Edwin Newman pun (1948) juga telah mendefinisikan
komunikasi sebagai “suatu proses ketika sejumlah orang dirubah menjadi kelompok
yang berfungsi”.
Setelah
mengkaji definisi beberapa pendapat para ahli diatas, setidaknya dapat kita
tarik benang merah bahwa komunikasi merupakan sebuah proses komunikasi yang
dilakukan oleh dua manusia atau lebih yang terjadi secara dua arah. Komunikasi
yang demikian dinamakan komunikasi interaksi. Jika interaksi tersebut dikaitkan
dengan pencapaian tujuan pembelajaran, maka dinamakan interaksi educative.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, komunikasi pendidikan adalah komunikasi yang
terjadidalam suasana pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, tetapi
dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
B. Proses komunikasi intern dan
ekstern dalam Humas Pendidikan
Apabila sekolah dipandang sebagai suatu
organisasi maka bentuk ataupun pola komunikasi yang terjadi dibedakan menjadi
dua bentuk yakni: komunikasi internal dan eksternal.
1.
Komunikasi
internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sekolah yakni:
Ø Anatra kepala sekolah dengan guru
Ø Anatara kepala sekolah dengan
siswa
Ø Antara kepala sekolah dengan Tata
Usaha
Ø Antar guru dengan guru
Ø Antara guru dengan siswa
Ø Antara guru dengan Tata Usaha
Ø Antara siswa dengan Tata Usaha
2.
Komunikasi
eksternal adalah bentuk komunikasi yang terjadi anatra sekolah dengan
masyarakat yakni orang tua atau wali murid, pemerintah setempat dan masyarakat
pada umumnya.
Dalam bagan pertama menunjukan
proses komunikasi dalam humas pendidikan yang terjadi anatar berbagai elemen
pendidikan yang sifatnya kedinasan, resmi dan formal dan ada juga pola yang
tidak resmi. Dalam pola hubungan resmi terjadi antara sekolah dengan kanwil
depdikbud maupun Departemen pendidikan dan kebudayaan pusat disebut dengan
hubungan vertical (jalur menegak). Sementara pola hubungan yang
semi-resmiterjadi antara sekolah dengan masyarakat dalam ini termasuk wali
murid. Ditinjau dari arah proses komunikasinya maka di bedakan menjadi:
a.
Komunikasi
keatas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga dibawahkan oleh lembaga
yang dituju. Isi komunikasi dapat berupa:laporan, informasi, keluhan dan saran.
b.
Komunikasi
kebawah, yaitu komunikasi yang dberikan oleh atasan kepada bawahan dalam jalur
organisasi. Komunikasi terjadi:
Ø
Dari
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan kepada Instansi di Daerah, yaitu Kanwil
Depdikbud.
Ø
Dari
Kepala Kanwil ke Kepala Bidang
Ø
Dari
Kepala Sekolah kepada guru-guru, tata usaha dan siswa.
C.
Teknik
Komunikasi efektif dalam humas pendidikan
Dalam
hal ini penyampaian sebuah informasi dalam komunikasi, dalam hal ini tentu saja
adalah komunikasi pendidikan atau yang
bisa disebut dengan humas pendidikan terkadang sering di jumpai kesalahpahaman
dalam memahami maksud dan isi sebuah pesan atau pun informasi. Ha ini
dikarenakan berbagai factor diantaranya: latarbelakang budaya tingkat penddikan
seseorang. Interpretasi suatu pesan akan terbentuk daripola pikir seseorang
melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya dan tingkat
pendidikan seseorang antara komunikator dengan komunikasi maka komunikasi akan
efektif. Oleh karena itu, untuk
mengefektifkan proses komunikasi maka diperlukan berbagai macam model dan media
komunikasi yang beragam guna menghadapi berbagai macam karakteristik orang yang
berbeda di dalam sebuah proses komunikasi dalam dunia pendidikan. Hal ini
sangat pentik dilakukan mrngingat kemampuan setiap orang dalam meyerap pesan
dari sebuah informasi yang berbeda-beda.
Dari berbagi macam model komunikasi yang
efektif, setidaknya ada tiga jenis model komunikasi yang utama. Pertama, model
komunikasi linier, model komunkasi ini di kemukakan oleh Claude Shannon dan
Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of
Communication. Model linier berasumsi bahwa seseorang hanyalah engirim atau
penerima tentu saja ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan
dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (
noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini selalu ada dalam
saluran bersama sebuah pesan yang diterima oleh penrima.
Hal
ini biasanya terjadi pada komunikasi internal antara kepala sekolah dan bawahannya
meliputi guru, siswa TU dan komite
sekolah. Komunikasi yang dilakukan melalui telepon seringkali mengalami
gangguan, misalnya siyal yang kurang baik di lokasi penerima pesan sehingga
mengakibatkan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan tidak dapat
berjalan dengan optimal dan mengakibatkan miss understanding of communication.
Kedua,
model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekan kan pada proses
komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
Proses melingkar ini menunjukan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para
peserta komunkasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui social, tepatnya melalui pengambilan
orang lain. Ketiga, model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund
pada tahu 1970. Model ini menggaris
bawahi pengirim dan penerima pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam
sebuah episode komunikasi. Komunikasi transaksional adalah proses kooperatif:
pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan
efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat
kita terus menerus mengirim dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan
elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi, ( komunikator)
melakukan proses negoisasi makna. Contoh manifes dari model komunikasi
transaksional adalah ketika kepala sekolah bermusyawarah dalam sebuah rapat
komite beserta para guru dan wali murid. Disana sering dijumpai adanya wali
murid yang melakukan interupsi detengah rapat yang sedang berlangsung. Ha ini
mengindikasikan adanya partisipasi aktif antara wali murid dengan pihak sekolah
dalam hal ini tentu saja kepala sekolah, guru dan komite sekolah.
Selain
model komunikasi seperti diatas, media turut memegang peranan yang amat penting
dalam keefektifan sebuah proses komunikasi. Media terbagi menjadi dua, yaitu
media langsung dan media tidak langsung.
a. Media langsung
Yang tergolong media langsung adalah
1.
Rapat-rapat
formal yang diselenggarakan sekolah dengan mengundang orang tua siswa dan tokoh
– tokoh masyarakat. Dalam rapat ini di sampaikan program sekolah dalam upaya
peningkatan kegiatan dan mutu pendidikan.
2.
Pekan
pendidikan
Pada saat ini sekolah menampilkan prestasi
dan kreasi para siswa sebagai sarana promosi sekolah.
3.
Hari
ulang tahun sekolah
Pada peringatan HUT sekolah ini, hubungan
kerja sama antara sekolah dengan orang tua, alumni dan mayarakat juga dapat
digalang melalui acara yang melibatka semua pihak.
4.
Karyawisata
Widyawisata gerak jalan atau sepesa santai
bersama dan lain-lain.
5.
Kunjungan
rumah ( visit home )
Hal ini dlakukan untuk mengetahui lebih
jauh tentang situasi rumah anak didik tertentu. Dengan demikian, bukan hanya
guru sebagai orang tua kedua disekolah tetapi orangutan kedua dirumah.
b.
Media
Tidak Langsung
Yang dimaksud media tidak lansung disini
adalah media tanpa tatap muka.
Sekolah
mengadakan hubungan dengan masyarakat :
1.
Media
cetak berupa: Buletin atau majalah sekolah, Koran, brosur, booklet atau leaflet.
2.
Media
elektronik: telepon,siaran radiodan televise, video,kaset, slide dan computer.
D.
Hambatan
dalam komunikasi pendidikan
Subjek
gangguan dalam hal ini (noise) adalah sesuatu yang paling membatasi efektifitas
penyampaian pesan. Ada dua jenis gangguan utama dalam komunikasi, yaitu
gangguan semantic dan saluran. Hasil dari gangguan itu sama yakni menyusut arti
saat terjadi penyampaian pesan.
1.
Gangguan
saluran (channel noise)
Gangguan
jenis ini meliputi setiap gangguan yang mempengaruhi kehandalan fisik
penyampaian pesan. Bisa diartikan pula sebagai segala hambatan yang terjadi
diantara sumber dan audience. Misalnya, seseorang berbucara dalam sebuah
ruangan tengah pembicara lainnya, suara pintu tertutup, dan gangguan lain
seperti itu yang dapat menghalangi pencapaian informasi. Gangguan semantic.
Gangguan jenis ini terjadi karena salah menafsirkan pesan. Dalam setiap jenis
kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan atau ketidaksesuian antara kode
yang digunakan oleh pengirim dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan
yang diterima sama seperti keyika dikirimkan.
Sumber gangguan semantic sebagai
berikut ;
Kata-kat terlau sukar, masalahnya
terlalu sukar dimengerti oleh penerima. Perbedaab dalam memberikan arti
denotatif pada kata-kata yng digunakan antara pengirim dan penrima pesan.,
yakni penerima pesan berpikir bahwa kata yang dimaksud menunjukan pada sesuatu
yang berbeda dengan yang dimaksud oleh pengirimnya. Pola kalimat yang
membingungkan penerima pesan.
Perbedaan budaya antara pengirim dan
penerima pesan, yakni intonasi ,gerak,mata,tangan atau bagian badan lainnya.
Menurut Ron Ludlow &
Fergus Panton, hambatan –hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif
yaitu:
v Status effect
Adanya perbedan pengaruh status
social yang dimiliki setiap manusia. mislny karyawan dengan status social yang
lebih rendah harus tunduk dan patuh pada semua perintah atasan. Maka karyawan
tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasi atau pendapatnya.
v Semantic Problem
Factor semantic meyangkut bahsa
yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi, seorang komunikator
harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan
pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh: pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi , kedelai menjadi keledai, dan lain-lain.
v Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat
dibedakan disebabkan karena perbedaan cara pandang yang sempit pada diri
sendiri dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap
orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan
atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
v Cultrul Differences
Hambatan yang terjadi karena
disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan social. Dalam satu
organisasi terhadap beberapa suku, ras dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada
beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda tiap suku. Seperti contoh: kata
“jangan “ dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan
kata tersebut sebagai suatu jenis makanan berupa sup.
v Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh
gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya
: suara riuh orang-orang atau kebisingan ,suara hujan atau petir dan cahaya
yang kurang jelas.
v Poor choice ‘of communication
channels
Adalah gangguan yang disebabkan
pada mediayang dipergunakan dalam melancarkan komnikasi. Contoh dalam kehidupan
sehari – hari, misalnya : sambungan telepon yang terputus-putus, suara radio
ang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televise, atau huruf
ketikan yang buram pada suarat, sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
v No Feed Back
Hambatan tersebut adalah ketik
seseorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak ada respond an
tanggapan dari receiver. Maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang
sia-sia. Seperti contoh: seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang
ditunjukan kepada karyawan. Dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan
tidak memberikan tanggapan atau respon. Dengan kata lain tidak peduli dengan
gagasan yang disampaikan seorang manajer.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua manusia atau lebih
yang terjadi secara dua arah. Jenis komunikasi ada dua yaitu ekstern (
komunikasi kepala sekolah dengan pihak luar lingkungan sekolah) dan intern
(komunikasi dengan pihak yang ada dalam sekolah).
Teknik komunikasi yang efektif dalam humas
pendidikan dapat memanfaatkan media langsung (melalui rapat formal,pekan
pendidikan, HUT sekolah, karya wisata,visit home), seperti media tidak langsung
seperti : televise,computer,telepon dan bulletin.
Hambatan yang muncul dalam
komunikasi pendidikan antara lain:
a.
Hambatan
dalam proses komunikasi
b.
Hambatan
fisik
c.
Hambatan
semantic
d.
Hambatan
psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
Kampus : STKIP Kusuma Negara
Program : S.1 Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : IPA/IAD
Penyusun : SELLA APRIYANTI
NURMIATUN HASANAH/ PIPIT
SRIDEVI
0 komentar:
Posting Komentar